Kudus – Gelombang kecaman atas aksi anarki yang dilakukan oleh sekelompok oknum anarko dalam peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Kota Semarang terus mengalir.
Kali ini, suara keras datang dari Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Kudus, Arief Musta’in, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kudus, Prof. Dr. H. Ikhsan, M.Ag.
Mereka menilai tindakan kekerasan, perusakan fasilitas umum, serta upaya provokatif dalam aksi tersebut tidak hanya menciderai perjuangan buruh, namun juga menjadi ancaman nyata bagi ketertiban sosial dan persatuan bangsa.
Ketua GP Ansor Kudus, Arief Musta’in, dalam pernyataannya menegaskan bahwa aksi anarko tersebut sangat bertentangan dengan semangat demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan.
“Kami dari GP Ansor Kudus mengecam keras tindakan anarki yang dilakukan oleh kelompok anarko dalam aksi May Day di Semarang. Aksi-aksi brutal seperti itu adalah tindakan biadab yang menodai perjuangan buruh yang sah dan konstitusional,” tegas Arief, Jumat (2/5).
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas nasional dan mengajak seluruh elemen pemuda untuk tidak terprovokasi oleh gerakan-gerakan yang membawa agenda kekerasan.
“Kami menyerukan kepada seluruh elemen bangsa, terutama generasi muda, agar tidak terprovokasi oleh gerakan yang mencoba memecah belah persatuan dan menebar kekacauan. Tindakan tegas dari aparat adalah keniscayaan untuk menjaga ketertiban di negeri ini,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Kabupaten Kudus, Prof. Ikhsan, memandang aksi anarki tersebut sebagai ancaman serius bagi kohesi sosial dan semangat kebhinekaan bangsa Indonesia.
“Tindakan anarkis bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga ancaman terhadap kerukunan dan kedamaian sosial. Kekerasan dalam bentuk apapun, apalagi dalam ruang publik, harus ditolak oleh seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Prof. Ikhsan menekankan bahwa dalam negara yang menjunjung tinggi hukum dan demokrasi, menyampaikan aspirasi adalah hak, namun harus dilakukan dengan tertib dan beradab.
“Kami di FKUB sangat prihatin melihat kejadian tersebut. Kami mendukung penuh aparat untuk menindak tegas para pelaku dan menyerukan agar masyarakat tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kedamaian, dan persatuan,” tegasnya.
Keduanya sepakat bahwa Indonesia membutuhkan stabilitas sosial untuk terus melangkah maju, bukan tindakan-tindakan destruktif yang justru merusak tatanan hidup berbangsa dan bernegara.